Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Thursday, March 19, 2009

Sustainability


Sustainability, secara harafiah adalah kemampuan untuk mempertahankan proses tertentu.

Dalam mendefinisikan suatu ruang / bangunan itu dapat sustain atau tidak, kita dapat menggunakan acuan. Salah satu acuan yang dapat digunakan adalah Spatial Pattern (Pola Keruangan)












Akankan Duta Wacana sustain sampai tahun-tahun berikutnya?
Jika bangunan lain disekitaran Duta Wacana tidak sustain, akankah mempengaruhi ke-sustain-an Duta Wacana?

Pertama marilah kita lihat Duta Wacana dari sosok bangunannya.
Elemen Fisik
Bangunan Duta Wacana memiliki dinding bata dengan kolom-kolom beton. Untuk dinding penahan tanah digunakan batu kali agar kokoh.
Lantai difinishing dengan tagel dan keramik
Atap difinishing dengan genteng.
Persepsi
Duta Wacana adalah sebuah universitas swasta di Jogja, yang terbentuk dari pemekaran STT Duta Wacana, yang ingin ikut memajukan pendidikan ki kancah yang lebih luas. Karena basik Duta Wacana (baik saat STT, maupun setelah menjadi Universitas) adalah lembaga pendidikan tinggi, maka gedung Duta Wacana digunakan sepenuhnya untuk proses belajar-mengajar oleh civitas akademika, rektor, dosen, dan staf-staf lainnya.
Aktifitas
Sebagian digunakan untuk kantor-kantor administrasi, parkir, auditorium, dan ruang kelas.
Time
Secara reguler Duta Wacana memberikan kesempatan bagi civitasnya untuk mengakses segala fasilitas yang telah diberikan selama 5 hari kerja, dari jam 06.00 – 20.00. Dan tambahan waktu di hari Sabtu & Minggu.

Jika hanya dilihat dari fisik bangunannya saja, Duta Wacana masih dapat sustain hingga 3 generasi berikutnya. Why??
Mungkin secara kepemilikan / manusia yang mengisi Duta Wacana baik dari rektorat, dosen, sampai mahasiswa boleh berganti. Karena bertambah dewasanya Duta Wacana sejalan dengan bertambahnya umur para penghuni saat ini. Generasi baru mulai mengisi / menggantikan jabatan rektorat dan dosen, sampai mahasiswa baru di tiap semesternya. Selama Duta Wacana tetap bergerak di bidang pendidikan dan tetap mendapat supply mahasiswa baru, Duta Wacana akan mampu sustain.
Dari sisi bangunan, memang bangunan baik bata, batu, maupun beton kuatitas no1 pun tetap lekang oleh bertambahnya usia bengunan. Apalagi model / desain bangunan. Itu akan cepat sekali berubah. Jika hanya ditinjau sampai di sini Duta Wacana sudah pasti tidak mampu sustain. Tapi, perkembangan arsitektur modern, teknologi informasi, daya cipta, imajinasi, ide, itu tidak akan habis. Ditambah lagi munculnya generasi muda yang hampir selalu membawa ide segar bagi kemajuan dunia. Dampaknya pada Duta Wacana adalah adanya regenerasi bangunan. Seperti yang sudah terjadi saat ini, satu gedung di Duta Wacana di ujung selatan telah dibongkar dan di bangun baru, lengkap dengan pondasi baru & desain yang lebih terupdate.
Dua alasan yang tetap membuat Duta Wacana sustain, saya buat dengan acuan Filtering Concept. Dimana fisik bangunan tetap atau sudah mengalami modifikasi dan terjadi pergantian user.


Tidak adil rasanya jika melihat Duta Wacana hanya dari fisik bangunan yang tertanam di Jl Dr Wahidin. Banyak aspek lain di luar Dua Wacana yang dapat mempengaruhi keberlangsungan Duta Wacana.
Contohnya rumah-rumah di sekitaran Klitren. Mereka menyediakan jasa tempat tinggal (kost) bagi mahasiswa Duta Wacana. Sejak dulu, banyak mahasiswa yang tinggal di sekitaran Klitren. Tentunya ini memdudahkan bagi mahasiswa untuk tinggal. Karena dekat dengan kampus. Lainnya adalah banyaknya warung-warung makan, tempat laundry, warnet, dll. Ini semua adalah fasilitas pendukung yang dibutuhkan mahasiswa yang tidak disediakan oleh Duta Wacana.
Saat lingkungan sekitar Duta Wacana tetap sustain, maka Duta Wacana tentunya juga tetap sustain. Kerena foot print Duta Wacana adalah mahasiswa. Jika mahasiswa Duta Wacana tetap sustain karena bisa tinggal di Klitren, makan di warung-warung dekat Duta Wacana, dan dapat mempostingkan tugasnya di warnet-warnet terdekat, sehingga mahasiswa Duta Wanana tidak ada yang ber IP rendah, sehingga tidak terkena DO dari Duta Wacana karena tidak kunjung di wisuda. Duta Wacana pun akan tetap sustain.

Jika hanya dilihat dari lingkungan terdekat Duta Wacana, Duta Wacana masih dapat teridentifikasi ke-sustain-annya. Mari kita lihat Duta Wacana dalam lingkup yang lebih luas lagi.
Dalam ranah ini, kita tidak bisa lagi mengukur ke-sustain-an Duta Wacana dari fisik bangunannya saja.
Contoh:
Seperti yang telah disinggung di kelas (dan kebetulan saya menjadi salah satu korbannya) adalah saat ada orang yang mungkin tidak mengenal satu persatu perguruan tinggi di Jogja berdiskusi tentang segala hal pada Anda, dan sampai akhirnya sampai pada topik “kuliah dimana??”. Secara otomatis, saya akan menjawab Duta Wacana. Sengaja tidak saya sebut lengkap UKDW, karena merujuk pada salah satu agama tertentu.
Tapi berhubung yang bersangkutan yang tidak begitu paham tapi sok paham, akan menimpali dengan jawaban “Duta Wacana yang di Salatiga”.
?????? kira-kira ekspresi saya saat mendengar Duta Wacana ada di Salatiga. Otak saya mendadak freeze selama beberapa detik, karena tiba-tiba lawan bicara saya keluar begitu jauh dari topik.

Well, bagaimana Duta Wacana dapat “hang-out” ke Salatiga, bersilaturahmi dengan sepupunya Satya Wacana??
Tapi itulah yang sebenarnya terjadi. Duta Wacana menjadi sebegitu kecilnya, walaupun masih dilihat dari kota Jogja.
Bagaiman Duta Wacana stetap sustain??
Ini sepertinya yang sedang dilakukan Duta Wacana. Mengubah food print nya, dari yang berupa mahasiswa, menjadi riset. Saat Duta wanaca melakukan banyak riset, nama Duta Wacana secara otomatis akan menjadi owner dari setiap hasil publikasi riset tadi. Dari sanalah masyarakat luas, yang mungkin tidak mengetahui fisik Duta Wacana tapi dapat mengenal atau paling tidak pernah mendengar nama Duta Wacana.
Secara praktiknya, ini 100% dapat dilakukan oleh warga Duta Wacana, mulai dosen sampai mahasiswa.
Dengan inilah cara termudah untuk mengenalkan Duta Wacana ke lingkup yang semakin luas, atau malah sampai tingkat internasional.semakin banyak yang dilakukan Duta Wacana di luar, semakin besar pula peluang Duta Wacana tetap sustain di dunia pendidikan.

0 comments:

Post a Comment